Minggu, 06 November 2011

Clara, Aku Bukan Kakakmu!

Nyanyian jangkrik menabuh kesunyian malam. Hembusan angin membisikkan senandung irama tanpa nada. Sesekali deruan kendaraan manusia berusaha memecah selubung gelap. Aku masih terpekur dalam imajinasiku yang membumbung menyelami langit. Bahagia mendayung awan namun tersadar untuk kembali menjejak bumi. Menangis, meneteskan bulir bening tanpa kendali.
                “Ah aku terlalu berlebihan!! Bahkan aku hanya seorang anak angkat yang seharusnya tau terimakasih,” maki batinku. Clara saudara angkatku tidaklah sejahat bawang merah yang ada dalam dongeng. Ia juga tak pernah menyakitiku, meski saat ini aku merasa begitu tersakiti. Namun aku tetap menyayanginya layaknya saudara kandungku. Ia telah menjadi adik yang sangat aku sayangi selama bertahun-tahun. Sakit ini tak seharusnya membuatku membenci mereka. Selama bertahun-tahun aku hidup dengan mereka penuh kasih sayang. Orangtua Clara selalu berusaha untuk adil dalam membagi cinta mereka kepada kami berdua. Usia aku dan Clara terpaut satu tahun.
                “Bu, maafin Rara, Rara janji akan jagain Clara, ga akan bikin Rara nangis. Rara janji akan jaga Clara bu..” itu yang aku tulis pada secarik kertas ketika Ibu sempat dibuat cemas karena aku yang tak sengaja menabrak pohon saat aku bersepeda dengan Clara. Clara sempat pingsan saat itu. Akupun menangis dan sangat menyesal meski ibu tak sedikitpun memarahiku.
****
11 tahun yang lalu aku hanyalah seorang pemulung yang tinggal di tempat pengumpulan barang-barang rongsokkan. Sepeninggalnya orangtuaku aku menjadi pemulung di usia kanak-kanakku. Aku harus mengorek-ngorek tempat sampah hanya sekedar untuk menenangkan cacing-cacing diperutku yang terus memberontak.
Seperti biasa, pagi ini aku telah siap mengawasi sebuah tempat makan dengan tatapan tajam penuh kesiagaan. Namun aku bukanlah satu-satunya yang kelaparan. Dibalik rerumputan seberang rumah makan ini telah berdiri dua orang pemulung yang juga tengah mengincar makanan yang dibuang ke tempat sampah. Tempat sampah adalah sesuatu yang memuakkan bagi mereka namun dibutuhkan oleh kami. Rumah makan modern dengan ornament sederhana ini selalu dipenuhi pengunjung. Maka hal itu berarti akan ada banyak makanan yang tersisa. Orang-orang berjas didalam sana seringkali menyisakan makanan mereka. Miris melihat mereka yang hanya menghambur-hamburkan uang saja. Ah, setidaknya itulah cara Tuhan memberi makanan enak untuk kami.
                Seorang pelayan toko keluar membawa plastik hitam berukuran sedang. Aku dan dua orang di balik semak-semak itu bersiap siaga, kami siap berlari menyergap. Seketika plastik dari tangan pelayan toko itu telah berpindah ke tempat sampah. Dan detik selanjutnya aku telah berhasil memindahkan plastik itu ke tanganku. Namun tiba-tiba suara keras dihadapanku mengagetkanku. “Hei itu milik kami!”  bentak seseorang bertubuh tinggi dan kurus. Lalu temannya yang bertubuh gemuk mendorong tubuhku hingga aku tersungkur. Ia lalu mengambil plastik dari tanganku ketika aku meringis kesakitan. Kepalaku pening. Dan semuanya menjadi gelap!.
                Aku terbangun disebuah ruangan yang begitu asing. Ruangan bercat pink. Bersih. Setiap sudut dihiasi boneka-boneka, dan ada tirai yang menjuntai di muka pintu. Aku pikir ini hanya sebuah mimpi, ya mimpi seorang anak yang berharap memiliki kamar yang nyaman untuk tidurnya. Aku mencubit lenganku beberapa detik. Sampai aku meringis kesakitan oleh cubitanku sendiri. “Ternyata ini bukan mimpi Ra. Ini nyata!” gumamku seraya mengerjapkan mata. Kemudian seseorang berparas cantik dengan kerudung berwarna putih masuk. “Ia cantik sekali,” bisikku dalam hati yang begitu terpesona dengan kecantikannya. Dan setelah ia menanyakan banyak hal padaku, sampailah pada tawarannya untuk mengangkatku menjadi anaknya yang hanya aku jawab dengan anggukan seraya menangis haru. Ia memelukku erat sehangat pelukan ibuku yang telah tiada. Dan dari itu aku menyimpulkan bahwa ia tak hanya cantik rupa saja, hatinya ternyata jauh lebih cantik!. Paradigmaku tentang orang kaya akhirnya berubah semenjak ia menjadi ibu angkatku. Tidak semua orang kaya itu jahat dan suka menghambur-hamburkan uang. Tapi tetap saja sulit menemukan orang kaya yang tidak jahat dan tidak suka menghambur-hamburkan uang.
Dan sejak itu Clara menjadi adik angkatku. Clara mewarisi kecantikan ibunya, ia pun mewarisi kecerdasan ayahnya yang seorang mualaf berkebangsaan Amerika. Sebagai anak-anak kami begitu akrab dan saling menyayangi. Clara sering sekali menangis dan akulah yang selalu berusaha menghiburnya karena tak ingin ketahuan ibu. Clara pun  begitu menyayangiku dan tak pernah ingin jauh dariku.
***
Memori usang berputar mengingatkanku akan masa kecilku. Sebagian masa kecilku tak lagi aku habiskan ditempat barang-barang bekas dengan bau menyengat. Namun kehidupan bersama Clara juga tak terlalu membahagiakan bagiku. Kami adalah dua sisi yang sangat jauh berbeda. Ia dengan segala kegemilangannya, sedangkan aku dengan segala keburukanku.
                Ia selalu disanjung dimanapun ia berada. Sampai saat ini aku belum pernah melihat ada yang lebih cantik darinya. Luar biasa bukan? Dan dengan kecerdasannya ia selalu menjadi duta olimpiade sampai tingkat nasional. Namun untuk hal prestasi, cukup ada yang dapat aku banggakan, setidaknya aku adalah juara pertandingan Karate tingkat Internasional. Ya, aku seorang karateka yang dapat melampiaskan amarahku dengan pukulan.
                Ketika masuk perguruan tinggi yang sama, teman-teman kami selalu menanyakan kebenaran bahwa kami adalah saudara. Karena kami adalah dua bagian yang sangat berbeda. Namun Clara selalu mengatakan bahwa kami adalah saudara kandung. Clara dengan segala kelembutannya dan aku dengan kerasnya sikapku.
                “Kak Rara, pake kerudung dong,” ucapnya ketika aku bonceng beberapa bulan yang lalu.
                “Hah pake kerudung, nggaklah Ra, ga cocok, aku tomboy begini ko.” Dalihku.
                “Rambutnya nyolokin mata nih hehe..” ia mencoba mencari jawaban yang tidak menyinggungku.
                Keluarga Clara merupakan keluarga muslim yang taat. Ini bukan pertama kalinya Clara memintaku menutup aurat. Dan akupun sebenarnya sudah mengetahui maksud baik mereka. Namun aku tetap saja merasa belum siap. Hatiku tak sebaik mereka. Kerasnya hidup di masa kecil telah berhasil mengeraskan hatiku. Dan entah sampai kapan aku bertahan dengan kekerasan hati.
***
                “Hei sedang  apa kalian!” bentakku saat melihat segerombolan preman yang sedang memukuli seorang pemuda yang sudah terkapar lemas.
                Salah satu dari mereka menoleh, “ini milik kami!”  teriaknya sambil tertawa keras. Tiba-tiba aku teringat kata-kata itu dan aku mengenali orang itu. Seseorang dengan tubuh tinggi dan kurus.  Seketika tanganku mengepal. Dan tak peduli seberapa banyak jumlah mereka, akupun menyerang mereka tanpa ampun. Mengingat perlakuan mereka saat itu membuatku begitu geram. Mereka yang menyadari kekuatan tangan dan kakiku akhirnya memutuskan mengambil langkah seribu. Karena mereka hanya mengandalkan modal keroyokan.
                “Terimakasih,” Bisik pemuda itu lirih dengan wajah penuh bekas luka.
                “Biar aku antar kau pulang,” sambil merangkulnya aku mencoba memapah tubuhnya yang tinggi dan berisi.
                Dari KTP nya yang tertinggal di jok mobilku aku mengetahui namanya. Aldi, seorang mahasiswa jurusan Kimia semester  8.  Dia kini tengah menyelesaikan skripsinya. Dan ketertinggalan dompetnya menjadi alasan bagiku untuk menemuinya lagi. Aku mengakui, sepertinya aku menyukainya. Karena semenjak itu aku selalu memperhatikannya dari kejauhan, bahkan aku sengaja belum mengembalikan dompetnya. Agar ketika aku sangat merindukannya, dompet itu dapat aku jadikan alasan untuk menemuinya. Aku berubah profesi menjadi seorang pemuja rahasia.
                “Kak Rara pake bedak?” suara Clara mengagetkanku yang sedang asik berdandan.
                “Ah ngga, lagi iseng aja,” aku berdalih.
                “Kak, nanti temenin aku ya, seperti biasa…” ucapnya sambil duduk di springbed kamarku.
                “Temenin keluar atau temenin nemuin temen cowok,” jawabku yang masih sibuk  mengepul-ngepulkan bedak.
                “Mau ada temen cowok, dia kakak tingkat kak, mau minjem buku Clara.” Clara menjelaskan.
                “ Siapa namanya?” tanyaku ingin tahu.
“Kak Aldi” jawabnya singkat.
Deg! Ah mana mungkin dia bisa kenal Clara. Dia mahasiswa semester 8 dan sudah jarang di kampus. Dia sedang sibuk dengan skripsinya. “Tenang Ra, yang namanya Aldi ga Cuma satu kok,” aku mencoba menenangkan diri.
Clara kembali masuk ke kamarku setelah beberapa detik yang lalu membuka pintu karena terpanggil suara bel. Ia lalu mengajakku keluar untuk menemaninya menemui tamunya. Itu kebiasan dia setiap bertemu dengan tamu pria yang tidak memiliki hubungan darah dengannya.
Ketika keluar menemui orang itu, seketika aku  tersadar setiap bagian tubuhku telah kaku, aku tak dapat berbicara apapun. Bahkan ketika ia menyapaku dan menanyakan namaku. Ya, saat itu aku belum sempat memperkenalkan diri dan diapun  tak mengetahui bahwa Clara adalah adikku. Aku seperti patung saat mendapatkan pemandangan ini. aku merasa sangat bodoh! Apalagi ketika aku menangkap tatapan suka dari seorang Aldi pada adikku Clara. Arrrggghhh… aku ingin marah. Aku masuk ke kamarku dan dengan segera mengambil dompet pria itu lalu meletakkannya dengan kasar di meja tempat mereka berdua sedang mengobrol.
Aku tinggalkan mereka yang saling pandang tak mengerti dengan sikapku. Aku mendengar Clara memanggilku. Namun kali ini aku sama sekali tak memperdulikan panggilannya. Aku berlari ke bagasi, mengambil motorku. Dengan kecepatan tinggi aku meluapkan semua rasa ini.
“Kenapa harus Clara? kenapa Clara selalu mendapatkan segalanya?” aku memaki Tuhan. Kembali dengan kecepatan tinggi aku kembali ke rumah. “Ya, aku ingin melakukan sesuatu, Clara harus tau apa yang aku rasakan selama ini,” gumamku.
Setiba dirumah aku menemukan Clara yang hendak membeli buku. Karena dia mengira aku belum pulang maka ia akan pergi seorang diri. Dan inilah kesempatanku untuk membalas rasa sakitnya hatiku. Aku mengendap-ngendap ke bagasi saat Clara masih sibuk di kamarnya. Aku rusak saluran remnya. Dan aku kemudian pergi.
***
Aku masih terpekur dipelataran rumah sakit. Aku belum pergi kemanapun sejak seorang suster aku minta mengantarku ke palataran ini. Tiba-tiba handphoneku berdering.  Aku tak tau nama siapa yang tertulis di layar. Semua kejadian ini begitu singkat. Berawal dari kecemburuanku pada semua yang dimiliki Clara, seseorang yang selalu memanggilku Kakak.
Kebodohanku telah mengantarkanku pada kisah ini. ketidaksyukuranku terhadap apa yang aku miliki membuatku telah kehilangan segalanya. Setelah aku pergi dari rumah, aku mendapatkan kabar tentang kecelakaan Clara. Dan aku bahagia! Ibu mengatakan kondisi Clara yang kritis dan terus mengigau namaku. Ibu bilang kalau Clara sangat ingin bertemu denganku. Tapi Ibu juga mengatakan bahwa melihatku adalah sesuatu yang tak mungkin lagi bagi Clara. Namun ekspresiku berubah ketika Ibu mengatakan bahwa Clara mengalami kebutaan.
Clara buta akibat tingkahku. “Apa kau bahagia Ra?” maki batinku. Aku bingung dengan perasaanku. Dan kali ini aku tak dapat menahan tangisku. Aku tak menyangka akan seperti ini. Awalnya aku pikir aku akan bahagia setelah penderitaan yang dialami Clara. Tapi ternyata aku bahkan tak dapat tersenyum. Aku merasa menjadi manusia paling bodoh.
                Aku langsung bergegas ke tempat Clara dirawat, bukan untuk menemuinya. Karena bahkan aku tak punya muka untuk bertemu Clara dan Ibu. Aku langsung menemui dokter spesialis mata yang awalnya keberatan untuk melakukan operasi. Namun aku terus memohon sampai akhirnya operasipun dilakukan.
                Aku hanya menangis di pelataran rumah sakit ini. Telpon yang sedari  tadi berdering akhirnya aku angkat.
                Diseberang telpon terdengar suara seseorang yang begitu aku kenal, “Nak, Alhamdulillah, Clara telah mendapatkan donor mata dari seseorang yang begitu baik hati namun tak mau disebutkan identitasnya. Kamu dimana nak? Ayo kesini, Clara merindukan kakaknya..”
                Tak sanggup lagi aku berkata-kata. Aku matikan telpon. “Aku bukan orang baik bu, dan aku bukan kakakmu, Clara, aku ini jahat.” Aku menangis sejadi-jadinya, “maafkan aku…” ucapku di sela-sela tangisku yang terisak. Aku mencoba berdiri dan melangkah pergi bersama gelapnya pandanganku. Entah akan pergi kemana. Hanya dapat mengikuti langkah ini. Dan aku terus berjalan tanpa tujuan. Sampai kemudian langkahku terhenti saat  suara Klakson memekik begitu keras berhasil mengagetkanku. Dan aku merasa tubuhku melayang…
-SEKIAN-


                                                                                                Semarang, 05 November 2011 pkl 05:16
at Nayla Boarding House           
                By Devia

Sabtu, 05 November 2011

No Money No Cry but Confused!!!

Wow dekil amat ni blog, udah lama banget ga merhatiin blog *sambil bersihin debu

kangen juga sama nulis. setelah beberapa kali ngirim tulisan ku yg gagal mulu. akhirnya rada prustasi deh sama yang namanya nulis. haha sebenernya mottonya never give up, tapi kadang2 give up juga. 

setelah beberapa hari semenjak berita kegagalan puisi yang ku kirim ke perlombaan yang di adain ama UI, akhirnya sekarang nemuin diri ini yang sempet ilang. semangat nulis lagi Gan. asiikkk dah...

sebenernya rada nyiksa ya punya mimpi tinggi, coz reality is different. kadang bikin nyesek Gan! masalahnya klasik, Duit! kadang sampe ngerelain ga ikut acara2 seru cuma gara2 masalah klasik ini..

paling nyesek kalo denger suara org terkasih (my mom) nyerita keuangan, aduh suka jadi pengen nangis, aku tuh ternyata suka lupa kalo aku tuh punya adik yang harus dibiayai, Gubrak! *kejaaammm

nyari beasiswa blm dapet2, emang kudu punya bisnis sendiri dah… Yuk berbisnis kawan!!!
Jadi mahasiswa produktif? Kasiihhh daahhhh haha :D

cuma masih bingung mau bisnis apa ya? *still thinking up to now
God, help me to realize my bussiness....

Sabtu, 17 September 2011

Edelweis


Tak terfikir kau masih di sana,
duduk,
tertunduk menghitung butiran pasir,
menunggu,
melawan keangkuhan dentang waktu dalam gulir kepastian,
seperti orang bodoh,
kau menanti edelweis layu,
dan bersedia kau petik untuk kau simpan indahnya dalam bingkai kesetiaan.
padahal ia tak pernah menyuguhkan secawan janji.
apalagi bejana penantian.
Kini... kau temukan ia,
tak pernah layu,
segar terhias butir2 bening membias pelangi senja.
ia telah luluh..
seiring retaknya bulatan keangkuhan,
hancurnya bongkahan curiga,
hilangnya desiran keraguan.
Edelweis itu sering kau sebut CINTA.


*Ia indah saat kau memetiknya penuh pengorbanan dan disaat yang tepat :)
05.15 pm 17092011 at Nayla Boarding House
ditengah waktu istirahat selepas kegiatan PLG indoor yang mengesankan sekaligus menguras tenaga :)

Rabu, 17 Agustus 2011

Nangis??


Sambil sesenggukan datengin kamar ukhti Hilda. Ditanya deh, “ukhti kenapa?”, sambil ngusap airmata, “habis nonton film Emak Naik Haji.”…
“Gubrak! Hari gini baru nonton filmnya ukh? Kemana aje”si dia nya malah ngakak padahal aku lagi sedih banget.
Ukhti Rossi lagi ga di kos sih, coba kalo lagi di kos aku datengin juga kamarnya, trus dengan logat khasnya pasti bilang,”kasian banget…” haha ukhti  yang satu ini emang palig khas sama kata-kata jitunya itu. Piss ukhti :D
Wah aku emang ga update banget deh kalo udah kaitannya sama film. Paling males sama yang namanya nyari info terbaru film2. Maunya nonton yang direkomendasiin sama temen aja hohoho 8-)
Habis pinjem lepinya mbak nana , iseng2 nyari film sambil nunggu yang empunya leptop pulang.. eh nemu film Emak Naik Haji.Jadi inget mamah...
Alhamdulillah ternyata hati saya belum mengeras…  saya menangis!! terharu guys...
Akhir2 ini shalat saya tak seindah dulu, ketika fikiran saya marut, kadang pengen nangis saat itu juga, tapi di tahan, niatnya sih pengen curahin semuanya pas sholat. Eh pas sholat udah ga bisa nangis, Astagfirullah…  ya Allah… aku rindu padaMu…
Mugkin aku tengah futur...
Dan saat aku futur aku hanya ingin menangis di atas sajadah. Dan semuanya akan terasa berubah kembali normal…
Nangisnya udah reda nih, eh ditantang nonton The Way Home. Itu lho guys,, cerita tentag nenek yang sabar luar biasa! Keren pokoknya tuh film.
Males deh sebenernya kalo disuruh nonton, soalnya kalo nonton, efek filmnya kerasa terus haha
tapi selama film itu efeknya positif ya kenapa nggak?!  
tapi bukan buat tiap hari lho, itu cuma buat sekali-kali aja... kebanyakan nonton filmnya juga ga bagus, apalagi yang cinta2an terus, bisa megotori hati.. hm... pinter2 manage hati deh, coz hati itu rentan. Hati-hati jangan sampai hati mengeras. tetep istiqomah dalam kebaikan :)

Selasa, 16 Agustus 2011

Bangga jadi Muslimah #Part 1


Clingak clinguk… bingung mau nulis apa. Krik krik ide datanglah…. Datanglah…
Tererererengtereng….
Tring *sambil kedipkedip :D
Akhirnya datang juga...
Bismillahirrahmanirrohim...
Berhubung saya seorang muslimah nih, jadi pengen berbagi tentang betapa beruntungnya menjadi muslimah.. hm.. emang ga ada ruginya deh jadi muslimah yang menjalankan syariatNya…
Kita kan sebagai wanita muslim udah diperintahin buat menutup aurat. Wah bahas aurat nih, ga pa2 dah di bilang so alim daripada di bilang so kafir haha
Sebenenya sekarang udah banyak ko yang pake kerudung tapi ko kayaknya masih aneh y, soalnya nih.. yang ada di Al-Qur’an itu pake jilbab itu menjulur menutupi dada.. nah kalo dililit-lilit apa ga kecekik eh salah maksudnya apa itu sesuai sama Al-Qur’an?
Sayang dong kalau niatnya menutup aurat tapi ga sesuai aturan, soalnya nih sist perintah Allah itu ga sembarangan… ada buaannnyak bangt manfaatnya. tentunya selain dapet pahala.
Tapi tetep niat awal karena Allah itu harus ya. Semata-mata hanya untuk beribadah kepada Alllah. Insya Allah bahagia dunia akhirat,  ga ada ruginya ko, tunjukin kalo kecantikan inner beauty kamu itu bisa tetep terpancar tanpa nunjukin lekukan tubuh kamu (alias menuup aurat rapat) pasti bisa ko :)
Nah kan udah tau toh kalau nutup aurat itu pake bajunya ga ketat, n kalo pake kerudung harus nutup dada n kerudungnya juga ga transparan. Hm.. dosa orang yang sudah mengtahui beda dong sama yang belom tahu, makanya jangan ditunda lagi deh. N kasih tau juga temen yang belum tahu. Soalnya nih kita ga boleh su’udzon, siapa tau yang masih pake yg ngetat-ngetat itu emang belum tahu. Jadi tugas yg udah tau itu menyampaikan ilmunya, kan sampaikanlah walau satu ayat, betul??
Soalnya nih saya yang basic keluarganya ga islami2 banget baru tau kalau pake kerudung itu wajib n kerudung yang syar’i itu kayak gimana itu waktu pake rok abu2 alias eS em A..
Banyak juga mereka yang belum menutup auratnya dengan beralasan belum dapet hidayah.. hm…surga itu penghuninya lebih sedikit, kita itu lagi saingan sama sahabat2 Rasulullah yang keren2 itu lho… jadi hidayah jangan cuma ditunggu, tapi dicari. Coz itu ciri2 orang berilmu yang senantiasa berfikir. Teruslah perbanyak ilmu untuk menambah pemahaman.
Mari saling mengingatkan ya kawan, ingtin kalo ada helaian rambut yang ingin menatap dunia alias nyembul keluar, pakaian yang kekecilan alias ngetat, atau mungkin kerudung yang tanpa disadari transparan kalo kena cahaya.
Intinya Tampil cantik itu boleh asal sesuai Al-Qur’an dan As-Sunah :)

Kenapa Jepang?

Ana alias saya sering sekaali mengotak ngatik strategi. Dari plan a, b, c, dan bla bla ana susun target2 dari harian, bulanan, sampai tahunan. Bahkan rencana berkeluargapun telah ana rencanakan hehehe :D
keinginan studi diluar negeri begitu besar, berapi-apilah pokokna mah haha
sehingga berefek pada kerajinan searching sekedar untuk update informasi beasiswa. Yaiyalah, harapan ana cuma dari beasiswa, masa ana harus nyusahin orangtua lagi buat studi dengan biaya tinggi itu, oh tidak bisa....
kalo lagi searching sebenernya dapet banyak info S1 atau S2 buat ke luar negeri, tapi ko malah bikin bingung ya... hoammm baca rentetan beasiswa yang bejibun malah jadi pusing, takutnya penipuan.. ih sereemmm..
berhubung ana muslim nih, jadi ga pengen dong sembarangan ikut beasiswa yang malah bisa2 bikin iman ana goyah. Jilbab udah gede dilarang untuk menciut apalagi cuma gara-gara pengen dapet beasiswa. (do'ain ana biar terus istiqomah yak... amin..)
sebagai muslimah, pertimbangan budaya sangat perlu n kudu diperhatikan kalo mau ngejar beasiswa ke luar sana. Awalnya sempet kepikiran kuliah di negara mana aja yang penting negara maju yang bisa ngasih banyak ilmu atau strategi yang bisa ana manfaatin buat bantuin palestina pokoknya. Habisnya ga tega kalo inget saudara disana, jadi pengen nangis... T.T
setelah baca2 blog ikhwah yang salah satunya kang Danang, mahasiswa berprestasi itu lho... dia kan di jepang tuh. Dia juga disana sama istrinya. Jadi aja sedikit terbuka pikiran ana buat studi kesana nanti kalo S2 insya Allah. Dan insya Allah juga nih, pengennya bareng suami :D. Jadi rencananya sebelum lulus kuliah udah nikah biar bisa nyusun strategi bareng hehehe gubrak!!!
lagi menggeloranya semangat nih (lebay dah... haha), dapet info ada temen yang kerja disana. Wah kesempatan buat belajar bahasa jepang nih hm... sempet nanya2 budaya dsana, kata dia sih hedonis banget. Nah lho jadi bingung lagi deh mau kemana studinya. Emang sih negara paling enak itu Indonesia deh, bagai surga, ga ada suara tembakan sana sini kayak sodara kita di palestine, tapi ya gitu, surga juga buat para koruptor! Oalah...
waktu chat sama teman chatting yang di Amerika, dia bilang, “If I were u, I'll not go anywhere” wah ternyata udah terkenal banget didunia kalao negara kita itu punya mayoritas penduduk muslim, so buat yang beragama muslim, negara kita itu nyaman bgt karena tidak dibawahin sama peraturan penguasa dari para yahudi. Walaupun kalo ditelisik kita masih dijajah. Yah Ini sih kita ngomong simpelnya aja dulu deh..
balik lagi ke masalah hedonis, ya emang mayoritasnya gitu. Gimana dong? Tapi kenapa ga kita ambil budaya positif dari mereka aja? Budaya disiplin tepat waktu, rajin, giat, semangat dan kebersihannya itu lho keren banget, seharusnya itukan budaya umat muslim. Akhirnya semakin yakin deh buat lanjut studi ke sana, insya Allah..
disana kan budayanya kalau ketemu cuma nunduk, ga usah salaman atau cipika cipiki, jadi ana bisa lebih tenang deh hehehe...
rencana ana ko berasa indah banget ya, ana kepingin liat sakura! Dan ingin bener2 ngambil banyak ilmu dari negara yang kemajuannya pesat itu.. hm... insya Allah...
ana tau dan sangat menyadari bahwa mimpi ini hanya rencana yang ana tulis disini, namun penghapusnya ana dah kasih sama Tuhan ana (Allah swt), ana serahin semuanya, cukup Ia yang akan menghapus rencana ana yang salah dan menggantinya dengan yang lebih indah.. ana yakin semua akan indah pada waktunya... :)

This is about LOVE

Aku ingin mencintaimu sebagaimana mestinya...
tak ingin berlebihan apalagi kekurangan
Juntaian benang-benang rindu tak mampu menguntai makna
warna pelangi berpendar di balik gerimis pagi
mengintip rembulan seiring redup buai senja
Angsa putih meliuk seirama lenggokan dawai surga
mengurai kisah bening sang pemalu
gemetar rasa menghapus senyum tertunduk
mengerjap dalam hening
membisikkan desiran lembut malaikat bermata jeli
dalam diam aku mencintaimu
ya... hanya sebagaimana mestinya saja
tanpa uraian kata
atau bualan semu
cukup.
"cintaku padamu, cinta tanpa kata-kata!"

Nayla Boarding House, 15072011

Sabtu, 06 Agustus 2011

Mendesak Mangrove Center dan Perda Pesisir


Written by Muh. Khamdan   
Friday, 17 June 2011 11:41
Jika memang masih menginginkan Pulau Jawa tidak semakin menyempit karena abrasi dan naiknya permukaan air laut sebagai pengaruh pemanasan global, maka mewujudkan kembali keseimbangan vegetasi kawasan pesisir mendesak untuk dilakukan. Manusia boleh saja membangun infrastruktur fisik seperti pemecah gelombang (breakwater), penahan gelombang, dan sejenisnya yang menelan dana ratusan miliar, bahkan triliunan rupiah, tetapi semuanya hanya dalam hitungan waktu karena sejatinya alam mesti dilawan dengan kearifan lingkungan yang baik.
Saat ini kenyataan rusaknya kawasan pesisir khusunya Pantai Utara Jawa bagian barat jelas menjadi bukti kalahnya teknologi manusia mengatasi keganasan alam. Hal ini dapat dilihat dari bangunan penahan gelombang laksana benteng yang bernilai puluhan miliar di Pantai Dadap, Indramayu, mulai hancur. Kenyataan serupa juga melanda di sepanjang Pantura Barat dari Cirebon sampai Bekasi yang bahkan kerusakan konstruksinya terjadi setiap tahun. Dan tentu biaya untuk memperbaikinya kembali menghabiskan dana miliaran. Untuk itulah gagasan membentuk “Mangrove Center” rasanya semakin mendesak dan perlu mendapatkan dukungan.
Sebagaimana di Jawa Barat, sekitar 96,95 persen kawasan hutan mangrove di pantai utara Jawa Tengah juga mengalami pengrusakan, baik dalam status rusak sedang maupun berat. Hal itu disebabkan adanya alih fungsi lahan untuk tambak, permukiman, industri, pengembangan pariwisata yang tidak berbasis konservasi, serta adanya penebangan liar, sebagaimana dikemukakan Sri Puryono Karto Soedarmo, dalam desertasi berjudul ’’Pelestarian Kawasan Hutan Mangrove Berbasis Masyarakat di Pantai Utara Provinsi Jateng’’ pada 2009 yang lalu.
Vegetasi pesisir berupa mangrove dalam aspek biologis merupakan tempat berpijahnya udang, ikan, dan kepiting. Adapun untuk aspek kimiawinya mampu menyerap polutan. Untuk itu, jika hutannya gundul maka polutan dari udara maupun daerah hulu tidak bisa lagi dinetralisir karena ketiadaan fungsi hutan yang menghasilkan oksigen dan CO2 serta menyerap polutan-polutan lain. Dalam upaya mewujudkan kelestarian hutan mangrove harus disusun grand design rencana pelestarian atau tata ruang pesisir yang memperjelas zonasi pesisir dan kelautan, yaitu zona inti, konservasi, penyangga, serta pemanfaatan.
Rencana pelestarian ini perlu didukung adanya peraturan daerah tentang pesisir, karena setelah diberlakukannya UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah justru mempercepat eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan secara besar-besaran yang akhirnya meninggalkan prinsip-prinsip keselamatan lingkungan. Perubahan besar yang telah dibawa oleh UU tersebut adalah bahwa sekarang wilayah daerah provinsi terdiri dari wilayah daratan dan wilayah lautan sejauh dua belas mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas pada arah perairan kepulauan dari yang semula hanya daratan. Sedangkan kewenangan daerah kabupaten atau kota di wilayah laut adalah sejauh sepertiga dari wilayah laut provinsi (pasal 18 ayat 4). Hal ini jelas akan berdampak pada kerusakan bio-fisik dan memberikan tekanan yang cukup besar terhadap kesejahteraan masyarakat yang telanjur menggantungkan pemanfaatan sumber daya alam berbasis bahari jika tidak diimbangi adanya Perda tentang pesisir dan kelautan.
Misalnya pengembangan sebuah pantai, tidak bisa digunakan sebagai lahan pembangunan hotel dan bungalow karena masyarakat justru kehilangan khasanah dan ruang publik. Daerah pantai harus diperuntukkan bagi rekreasi pantai, taman, dan hutan pantai, baik sebagai cagar alam maupun hutan wisata. Mengacu pada UU Nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, perlu dijaga adanya kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteeraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Sudah ada 10 daerah di Indonesia yang telah melaksanakan kebijakan dan program pengelolaan daerah pesisir dengan membuat Perda tentang pesisir sesuai dengan karakteristiknya masing-masing, seperti Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kota Waringin timur,  Kabupaten Maros, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Konawe, dan Kabupaten Bitung (Kompas, 27/2/07). Bahkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi, menargetkan bahwa Perda pengelolaan wilayah pesisir pada akhirnya dapat diberlakukan di 15 Provinsi dan 42 kabupaten atau kota pesisir sebagai lokasi penjabaran marine coastal resources management.
Dalam kaitan dengan perwujudan good governanve, perwujudan konsep open government yang mengakui public right to participate dalam pembentukan kebijakan publik, masyarakat perlu mengawasi dan ikut andil dalam kendali kebijakan dalam Perda pesisir tersebut. Perlu adanya sinkronisasi sistem perencanaan, pemanfaatan sumberdaya pesisir, serta pengendalian pemberian ijin. Selain itu, perlu pula adanya kejelasan tentang konservasi, mitigasi bencana, jaminan lingkungan, dan upaya pemberdayaan masyarakat pesisir.
Seperti diketahui bahwa semenjak diberlangsungkannya Konferensi Kelautan Dunia (World Ocean Conference) di Manado pada 11-15 Mei 2009, Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan bentangan pesisir yang panjang dan luas mesti sudah mempersiapkan skenario pengelolaan kelautan dan perikanan serta keanekaragaman hayati yang berkelanjutan secara lintas sektoral. Selain itu, perkembangan kepedulian terhadap lingkungan dipengaruhi oleh kampanye Albert Gore bersama Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) yang menyebarluaskan pengetahuan mengenai perubahan iklim akibat perbuatan manusia. Di satu sisi, ada yang menyatakan fokus terhadap kehutanan, ada juga yang cenderung fokus pada kelautan. Melalui pola demikian, Indonesia harus mampu berperan sebagai pemimpin dalam dua sisi sekaligus karena lingkungan alam yang mencakup hutan dan laut.
Terlebih pemerintah Indonesia telah mengalihkan utang luar negeri dari Amerika Serikat untuk konservasi alam (dept for nature) sebesar 70 juta euro atau lebih dari 70 miliar. Sebelum persoalan lain di balik skema pengalihan utang terjadi, mesti diantisipasi adanya persoalan kelembagaan yang efektif agar ke depannya tidak terdapat tindak “akal-akalan” menyangkut potensi yang dimiliki hutan di daratan maupun di pesisir dan pulau kecil di tengah lautan. Pemaknaan ini bisa diperkuat dengan kejelasan tiga klausul, yaitu tentang pengelolaan kawasan, pengaturan usaha pertambangan atau penambangan, dan status kawasan.
Secara sederhana yang diperlukan adalah kepastian adanya delik kesadaran untuk mengembangkan potensi serta menjaga aset yang ada agar tetap milik daerah atasnama masyarakat. Semakin terkikisnya wilayah pesisir Pantai Utara Jawa karena abrasi jelas akan menghilangkan aset masyarakat dan daerah. Karena itu, mangrove center beserta Perda tentang pesisir di daerah-daerah pesisir mendesak diwujudkan. Untuk itulah perlu gerakan bersama dari dunia kampus untuk mengkampanyekan hal tersebut demi kelestarian ekosistem pesisir utara Jawa.

Muh. Khamdan
Peneliti Paradigma Institute & Peserta Program Kajian Agama dan Perdamaian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta




Kamis, 07 Juli 2011

samar...

Angin nakal tak lagi bermain dalam anggunnya,
Riak ombak tak lagi bersenandung dalam desirnya,
Malam terbingkai kegelapan pekat mencekam,
Mungkin mereka galau,
Atau mungkin aku yang tengah galau?
Menari beriring untaian diksi dunia,
Siluet fana terlukis kuas-kuas para penguasa,
Aku hanya seonggok bongkahan es sang pemahat.
Dalam kebekuan aku melupakan nikmat-Nya,
Kepingan langit jatuh,
Seserpih ilalang layu dipenghujung senja,
Lengkungan cantik gradasi warna tak nampak ditengah hamparan jagat,
Badai sisakan retakan hati yang berserak,
Malam terlalu kelam,
Siang terlalu terik,
Penat menyeruak menembus batas kesesakan,
Bahagia samar di pelupuk mata.

Nusaiba Boarding House at July 7, 2011 02:32
tengah menghilangkan kantuk setelah terbangun dan tak berniat tidur lagi, tiba-tiba hanyut dalam hamburan kata ditengah senyap malam.

Minggu, 12 Juni 2011

Teruntuk ia yang kusayangi karena Allah..

Beberapa hari yang lalu mendapat sebuah kejutan dengan datangnya undangan dari seseorang yang begitu dekat dihati ini, seorang kakak yang senantiasa mengingatkanku saat aku tengah futur. Bahagia menyeruak mendengar kabar bahagia pernikahannya. aku dan 3 sahabat lingkaran cahaya dengan sigap berfikir apa yang akan kami berikan dihari indah itu. sampai akhirnya 2 hari sebelum hari itu tiba kami pergi ke sebuah supermarket untuk hunting kado. n u know what had been found by us? all of things with pink colour hehehehe... karena kami tau ia sangat menyukai warna lembut itu yang sangat identik dengan wanita...
sebelum membungkus kado, kami berinisiatif untuk menyelipkan surat cinta pengantar kado.tapi sayangnya aku sedang tidak konsen untuk membuatnya. huft... akhirnya ada pe-er tambahan deh hehe :D
setelah bertapa ( halah lebay haha.. ) ngga ding tanpa berfikir panjang saat adzan sambil menunggu antri wudhu iseng-iseng nulis ini yang akhirnya menjadi surat pengantar kado pink kami ^_^

Aku Mencintainya karena Allah

Hari ini berbeda,
bukan karena aku bergaun namun karena aku berjanji,
berjanji setia pada seseorang yang telah berjanji menjaga setiaku.
ia bukan pria berkuda putih,
namun kuharap ia berhati bersih.
bukan karena ia malaikatku,
tapi karena ia pilihan penciptaku.
wajahnya karya terbaik Tuhan dalam lukisan ketawadhuan,
aku menghormatinya bukan karena kehebatannya,
tapi karena ia pendampingku.
jemari ini tak lagi menyisakan ruang kosong,
langkah ini tak lagi sepasang kaki yang menghentak bumi,
hati ini tak lagi kepingan merah pekat.
jentikan tasbih melantun dalam irama beriringan,
melewati senja menyapa malam,
menghapus gundahku dengan sentuhan sapanya,
lenyapkan lelahku dengan senyumnya.
dalam keheningan cinta aku mengaguminya.
sosok nyata bayangan dalam sujud panjangku,
nama itu telah berhasil memintal asaku dalam angan,
melukis pelangi dalam indahnya hamparan langit.
menggores sejarah dengan tinta bening penuh ketulusan.
bersama seseorang yang kucintai karena Allah...

Nusaiba, 11062011 saat menanti selesainya kumandang adzan magrib teruntuk mbakku yang telah bersiap memasuki dunia baru dalam hidupnya



Alhamdulillah akhirnya dapat mengantarkan bingkisan kami secara langsung, berhubung kami semua sedang tidak memiliki banyak uang karena banyaknya agenda yang secara tidak langsung berhasil mengurangi jatah bulanan kami, maka kami memutuskan naik sepeda motor. sempet deg2an takut ditilang gara2 ga punya SIM, tapi ternyata Allah meridhoiku untuk pergi kesana tanpa ditilang, alhamdulillah sampai kos dengan selamat ^_^ ( tapi yang ini jangan ditiru yak hehehe)

Minggu, 05 Juni 2011

Innocence of Baby

Plg ke sukabumi menyempatkan singgah bersilaturahmi ke rmh saudara, dan sampailah di kdiaman nenekku yg jg kutemui bibiku (lilik,tante, atau whateverlah) dg bayi mungilnya. Huwaaa lucu, imut, innocent, manis, soft, calm, pokokmen melihatnya tidur menenangkan hati. So sweety...
Melihatnya terkurung dlm tmpat berjaring itu mmbwt tgn ini spontan mmbuka penutup itu. Membuka penutupnya hanya utk melihatnya lbih dekat. Smpai akhrnya dia menyadari ada denyut lain diruangan kamar mini itu.
Matanya kedip2 lembut, smpai ia bnar2 mlihat sesosok wjah brbalut krdung hijau (siapa lg klw bukan aku hehe)..
Aku disuruh liat doank? Oh tidak bisa... Akhrnya keinginan mengangkat muncul, menimang tubuh bungil bernyawa yg brumur 1,5 bln.
Hm... Wajah tak brdosa itu msih polos layaknya kain putih blm trnoda. Ketika memandang wajahnya hanya berharap orangtuanya akan mengajarkan ia menjadi insan brkepribadian muslim, lingkungan menanami benih2 kekuatan prjuangan, gurunya kelak menjadi sumber pemahaman yg dpt membawanya ke surga..
Ia tersenyum tiba2, ntah apa yg ada difikirnya, sprtinya ia memang sgt bahagia, hatinya blm terkotori, jiwanya suci, fikirnya jauh dr prasangka.
Subhanallah... Siapa yg mau jd bayi? Aku.. Aku.. Aku... (hadeuh... Hehe). Ya, if I can ask to God. I wanna turn back time n wanna be a baby anymore. Ingin meninggal dgn hati sebersih itu. But it's impossible to turn back the time. Huft..
Yg dpt diharapkan oleh orang2 seusia kita (berasa tua dah.. :D) adalah bgaimana kelak kita mendidik anak2 kita menjadi generasi Rabbani yg akan membawa kita ke surga. Mau? Ayo jd anak yg baik utk orgtua kita, brikan yg trbaik utk mereka, bhagiakan mereka, maka insyaAllah anak kita kelak yg akan membahagiakan kita, dan menjadi jalan tol menuju surga. Yuk ah fastabiqul khoirot alias berlomba2 dlm kebaikan dr sekarang, oke? Hm.. Sudahkah menjadi anak yg dpt membahagiakan org tua?Ayo perbaiki diri. Semangat!!! :)

29052011 14.57
at like earth alias sukabumi
:D

Lilin itu....

Menikmati temaram lilin ditengah padamx listrik. Gelap. Tentu saja. Cahaya lilin bahkan hanya mampu menerangi lingkup kecil, tapi bkankah ia sangat brarti ktika listrik yg selalu dielu-elukan manusia mampu menunjang khidupan mereka tengah padam? lilin tak pernah mencaci listrik ketika ia tak mampu bersinar. Ia memahami peranx. Ketika ia harus mencair terkikis api, ia tak pernah memaki api yg justru melenyapkannya saat ia mampu bersinar. Ia hidup sesaat, tp ia tak prnah mengharap listrik mati agar ia dpt bersinar, ia hanya ingin bersinar disaat yang tepat, disaat ia dibutuhkan...

27052011 06.13 pm
at my boarding house in the dark time...

Kisah Kita

Kami berceloteh menguntai serpihan hati.
Bongkahan-bongkahan kejujuran tercungkil candaan kecil.
Senyum terukir di sela tawa renyah kami.
Ditemani bulatan penuh bercahaya menggantung ditengah luasnya langit.
Goresan kilat menghiasi malam yg mencekam dalam gelap.
Deruan angin menghempas awan.
Menemani suasana hening dalam riang kami.
Sekali-kali kelima jari mendarat menutup suara yang ingin menampakkan kegirangannya.
Ya, kami hanya ingin menjaga meski dalam canda.
Mata kami saling bercerita, persahabatan berhasil memancing kejujuran kami. Namun, hati tetap ingin menjaga kisah yang tersembunyi. Kisah berbeda namun sama-sama ingin menampakan diri disaat yang tepat.
Cukup diam ini sebagai penjaga kisah yang menyelinap dalam bilik hati :)

17052011, 21.50
nusaiba boarding house

Hening Magrib

Menapaki langkah dalam alunan irama denyit sepeda tua,
Menyapa angin,
Mengizinkan daun gugur menyapa semi,
Merentas senja dalam jingga katulistiwa,
Merekah senyum menghias lukisan alam,
Untaian melodi penghuni langit menyihir semesta dalam keheningan maghrib,
Setetes cairan bening basuhan segar wajah pendosa,
Bisikan dzikir seiring gemelitik tasbih,

09052011, 10.33
Iseng-iseng sambil mnyaksikan persentasi dari para calon mapres. hm.. tiba-tiba jari menari melukiskan imajinasi magrib yang melintas. :)

Subuh...

Semburat jingga menampakkan romantisme pagi,
menyapa reranting basah,
menggoda tetesan embun,
lukisan awan karya sang Pemahat Alam,
kabut tipis mendekap bumi,
udara lembut menyapa dedaunan,
burung bernyanyi beriring almatsurat pagi,
nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan?

010511
,0530
atap kos tercinta

Nothing

Dalam kebisuan kami bercerita,
berangan, sesekali melepas derai tawa
Merajut indahnya tali rantai cucu adam
Memintal asa sekedar menghasilkan selembar mimpi
Merona merah menghantar senja
Dalam kebisuan aku menyapanya,
Mengetuk pintu kerinduan
Merangkai keceriaan dalam semburat sinar
Menyulam manisnya kata menyuguhkan secangkir kehangatan
Ya, hanya dalam kebisuan
Karena kau bayangan hitam yg tenggelam bersama pekatnya malam

Semarang, 28 April 2011, 21.53
at Nusaiba Boarding House

Kembali

Penaku mungkin tak pandai menari
Atau lidahku terlalu kelu memuntahkan kata-kata
Aku diam dalam fikiran yg terus berlari
Logikaku memudar Menghapus kelogisan
Mengumpulkan serpihan kata yang berserak
Sahabat...
Pilinan kain putih ini untukmu
Sobekan tirai kehidupan,
coretan tinta penuh tanda tanya
Mencoba mengusik ketidakpedulianmu selama ini
Sapaku bahkan tak berhasil menggodamu walau hanya selintas pandang
Sahabat...
Kudiksikan cinta
Mengintip tirai nuranimu,
mengintip rekaman berdebu
Lupakah saat kita merenda tawa dalam tangis?
Menggenggam senja dalam seuntai senyum,
melukis pelangi bersama bintang
Sahabat...
Tak lagi kulihat jejakmu mengiringi langkah ini
Lelahkah menghadang badai?
Reranting yang patah menyisakan pohon bersama akar yang rapuh
Akan ku ajak kau mengintip syurga dalam bait-bait cintaNya
Namun berjanjilah akan kembali menjadi tunas yang siap menepis badai

Semarang, 28 April 2011, 22.55
at Nusaiba Boarding House

Minggu, 24 April 2011

Karena Wanita adalah Bidadari

Materi Liqo kali ini berhasil memancing konsentrasiku untuk memperhatikan  penuh setiap kata yang diucapkan murobbi yang ku cintai karena Allah. Sungguh aku sangat merindukan pertemuan kami dalam lingkaran cahaya yang penuh keteduhan. kami bersama dalam keikhlasan, meski hujan sempat ingin menguji keistiqomahan kaki ini untuk tetap melangkah. namun jejak ini tidak akan kubiarkan tersapu hujan. aku bahagia. disini aku dapatkan saudara-saudara yang bersedia meminjamkan bahunya ketika pundak ini mulai lelah menanggung tanggungjawab yang melimpah. ya, kami berbagi. tidak hanya kesenangan yang dibagikan cuma-cuma. bahkan sesuatu yang berat dapat dibagi sehingga terasa begitu ringan.
materi selalu disesuaikan dengan kondisi kami, bahkan ketika terlihat tanda-tanda virus menyerang kami (oww... virus?) virus itu bernama futur. ketika futur itu menyerang, itu dapat meluluhlantakkan semangat kami ketika virus itu tidak dapat di delete. Futur itu keadaan dimana kami merasa sangat tidak bersemangat, lelah dengan perjuangan, dan mulai mempertanyakan hal-hal yang sebenarnya jawabannya sudah ada dalam Al-Qur'an namun ketika kesalahan sudah dilakukan dalam kondisi futur itu seakan-akan diri ini mencari-cari pembenaran atas kesalahan itu. Ya Rabb... bodohnya diri ini..
Pada saat seperti itulah aku sering mengajukan pertanyaan-pertanyaanku pada sang murobbi yang senantiasa menjawab dengan sabar dan senyumannya yang menenangkan hati ini. ketika aku yang ambisius kehilangan ambisiku untuk berprestasi, ketika aku kehilangan semangatku untuk terus berjuang, ketika aku iri pada kehebatan orang lain sehingga lalai untuk bersyukur atas apa yang telah Allah beri untukku. Ia mengingatkanku, kuncinya hanyalah Syukur dan Sabar. seketika semua keluh kesahku hilang. betapa bodohnya diri ini. yang mudah sekali melupakan nikmat yang selama ini telah diberikan. "Heiii.. tidak ada yang instan! semuanya butuh perjuangan" makiku dalam hati.
karena aku adalah bseorang wanita. bidadari yang singgah ke dunia yang ditugaskan menjaga kehormatannya sebagai wanita. semua wanita adalah bidadari yang datang dari syurga, namun banyak yang tidak pulang kembali ke surga. Ya Rabb.. aku ingin pulang ketempat aku berasal... dengan kehormatan yang terjaga.
aku tak ingin jatuh cinta, cukuplah ku bangun cinta. dengan siapapun yang tertuliskan di Lauful mahfuz Mu.. Aku akan mencintainya meski seperti apapun rupanya. cukuplah akhlaknya yang ku tawar. Cukuplah akhlaknya yang kusyaratkan agar dapat membawaku kembali ke syurga sebagai bidadari di Jannah-Mu.
ketika wajah ini hanyalah topeng, tak perlulah ku tawar kecantikan wajah duniawi. tak perlu kupinta wajah cantik penuh  kesempurnaan. karena aku hanya ingin saling mencintai karena Allah. bukan karena karena tampilan fisik yang kelak akan menua dan keriput lalu hilang. karena aku wanita yang layaknya bidadari yang ingin di jaga kehormatannya yang ingin diantarkan ke syurga.
aku tak ingin jadi bidadari yang menyeret saudaraku ke neraka. Yang membuat mereka menyesal karena pernah mencintaiku waktu di dunia. jangan mengatakan kau mencintaiku karena Allah, jika bahkan kau tidak percaya takdir Allah bahwa jodoh itu di tangan Allah. jika memang kau ingin mencintai karena Allah, cintailah siapapun yang telah Allah pilihkan untukmu.karena aku bukan orang yang setia ketika kau memintaku menantimu di batas waktu, aku terlalu cerdas untuk kata-kata itu. aku akan menikah dengan siapapun yang Allah tunjukkan dalam sujud malamku. cukup biarkan aku pergi dengan keindahan hidup dalam penjagaan yang indah.
tak perlu pacaran ketika ada ta'aruf. tak perlu Hubungan  Tanpa Status ketika ada ikatan pernikahan. tak perlu smsan ketika ada mata batin. tak perlu berkhalwat ketika dapat beramai. tak perlu mencari alasan hanya sekedar untuk dekat dengan seseorang yang belum halal. karena Allah Maha Melihat. Ketika mendekati Zina saja tidak boleh, apalagi zina?.. Eitt..
Zina itu macam2, ada zina hati, zina pendengaran, zina mata, dll. ketika ingin dapat yang terjaga, kenapa tidak menjaga? Allah Maha Adil, wanita baik adalah untuk laki2 yang baik. Ukhti... Jagalah hatimu agar layak kembali ke syurga, karena kau adalah bidadari.

Senin, 21 Februari 2011




We all know that Iran’s president Mahmoud Ahmadinejad is an extremist politician. He knows it, and is in fact proud of it. He sees radical conservatism as part of his character, and speaking his mind, no matter who he offends, as part of his job. This is why Ahmadinejad has repeatedly denied the Holocaust, despite the fact that it offended the world’s Jewish population. This is also why he cast doubts on the US version of September 11, despite the fact that many Iranians sent messages of condolence to American people on that sad occasion, as means of sympathizing with them in their hour of pain.
What we don’t know is that the same Ahmadinejad prides himself on being a good father. This is something he talked about during his electioneering campaign prior to the 2005 presidential race. On a number of occasions he talked about his daughter, who is an electrical engineer, his son Mahdi who is a Civil Engineer (like his father), and his younger son Alireza, who is an internet addict, and a mechanical engineering student.
On 15th of April, the proud father had a good reason to celebrate as Mahdi, his oldest son and second child got married in the holy city of Mashhad. It was the second marriage in the Ahmadinejad family. The first was that of his daughter who got married in August 2006. That time Ahmadinejad barely made the wedding, as he was on a trip to Malaysia until hours before.
The bride, whose first name wasn’t mentioned in the Iranian press, is the daughter of Esfandiar Rahim Mashai, the head of Iran’s Tourism and Cultural Heritage Organization, and one of Ahmadinejad’s deputies.
Mr Mashai wanted the ceremony to be held in a traditional wedding hall with the usual festivities. However, according to Farda news, Ahmadinejad refused. Being a believer in the concept of Sadeh Zisti, meaning ‘simple living’ Ahmadinejad insisted on a very basic religious ceremony. All in all, 45 guests were invited. 25 women and 20 men. In accordance to strict Islamic tradition, men and women were separated. The ladies were placed in Mr Mashai’s house, while the men were moved to his neighbour’s house.
If the pictures from the wedding are to be believed, then one has to sincerely hope for the bride’s sake that she embraced these Spartan choices, and were not forced out of her dream wedding by a dictatorial father-in-law.
A banana, orange, apple, and a piece cake as food for the entire evening, without any dinner, is not the typical way many Iranian couples like to celebrate their special night. Iranian weddings, even those belonging to the poor are usually big blowouts where guests are treated with plenty of food. In some parts of Iran, such as the Lorestan province, weddings can even last up to a week, with lunch and dinner served to all guests.
Despite its simplicity, the wedding was not completely uneventful.
Two days before the event, the 51-year-old Mahmoud Ahmadinejad had a sudden, noticeable drop in his blood pressure. Taking no chances, his entourage summoned medics, who told him to cut down on his workload.
Meanwhile, the day after the wedding, the bride’s father, Esfandiar Rahim Mashai a high-profile official in the city of Mashhad, had troubles of his own – a political demonstration.
In what must have been an embarrassing gesture, religious officials, and even groups who support Ahmadinejad called for his resignation. The saga started with a complaint from the city’s Friday prayers Imam who had earlier said that Mashai had done very little to improve the tourism infrastructure of Mashhad. As part of his reply, which infuriated the demonstrators, Mashai had said to the Imam that he will be judged by the lord on judgement day, irrelevant of whether he is a clergy or not. So far, despite the demonstrator’s calls, the father of the bride has still not resigned.
This is not the first time that calls have been made for Meshai’s resignation. In 2006, he was part of an Iranian tourism delegation to Turkey, which was filmed in a ceremony where alcoholic drinks were served, while a scantly clad dancer was dancing in the middle of the room. While calling it “an enemy plot”, Meshai told a reporter that he had no plans to resign, as his positions were “the same as the president”, and that he could best serve his boss by staying in his job.
Who knows? Maybe part of the reason why Ahmadinejad keeps protecting Meshai is that, despite his conservative image, he enjoys the colorful tales of his trip to Turkey, and the entertainment he received there. Either that, or Ahmadinejad thinks that he is good at his job. Or maybe, you just don’t mess around when it comes to family.

Minggu, 20 Februari 2011

Maher Zain (born 1982) is a Swedish singer and music producer of Lebanese origin. His first album 'Thank You Allah' of 13 tracks and two bonus songs was released on 1 November 2009. Maher Zain was born in 1982 in Lebanon. His family moved to Sweden when Maher was only eight, where he continued his schooling. Maher got his first keyboard when he was ten. He later entered university and got a Bachelors degree in Aeronautical Engineering. During his teenage years, he liked to spend late nights at school with his friends where they would sing, rap, compose and experiment with music in every way. and u know? her voice is very nice tobe heard...
let's see one of lyric of song on his album.. check it out.. :)

Thank You Allah Lyric
I was so far from you
Yet to me you were always so close
I wandered lost in the dark
I closed my eyes toward the signs
You put in my way
I walked everyday
Further and further away from you
Ooooo Allah, you brought me home
I thank You with every breath I take.

Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah.

I never thought about
All the things you have given to me
I never thanked you once
I was too proud to see the truth
And prostrate to you
Until I took the first step
And that’s when you opened the doors for me
Now Allah, I realized what I was missing
By being far from you.

Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah.

Allah, I wanna thank You
I wanna thank you for all the things that you’ve done
You’ve done for me through all my years I’ve been lost
You guided me from all the ways that were wrong
And did you give me hope

O Allah, I wanna thank you
I wanna thank You for all the things that you’ve done
You’ve done for me through all my years I’ve been lost
You guided me from all the ways that were wrong
I wanna thank You for bringing me home

Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah.

Sabtu, 01 Januari 2011

19 Keistimewaan Wanita

1. Do'a  wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki.  Ketika ditanya kepada Rasulullah SAW akan hal tersebut, jawab baginda : " Ibu lebih penyayang daripada Bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.

2. Wanita yang solehah ( baik ) itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang soleh.

3. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seperti orang yang senantiasa menangis Karena takut Allah SWT dan orang yang takut Allah SWT akan diharamkan api neraka  keatas tubuhnya.

4. Barang siapa yang membawa hadiah ( barang, makanan dari pasar kerumah ) lalu diberikan kepada keluarganya, maka  pahalanya seperti bersedakah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barang siapa yang menyukai akan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S

5. Wanita  yang tinggal bersama anak-anaknya, akan tinggal bersama aku ( Rasulullah SAW ) di dalam surga.

6. Barang siapa yang mempunyai tiga anak perempuan atau tiga Saudara perempuan atau dua Saudara perempuan , lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dengan penuh  rasa takwa serta bertanggung jawab, maka baginya  adalah surga.

7. Dari Aisyah r.a. "Barang siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya  lalu dia berbuat baik kepada mereka , maka mereka akan menjadi penghalang baginya api neraka."

8. Surga  itu di bawah telapak kaki ibu.

9. Apabila memanggilmu dua orang ibu bapamu  maka jawablah  panggilan ibumu dahulu.

10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu surga . Masuklah dari manapun pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

11. Wanita yang taat pada suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristigfar baginya selama dia taat kepada  suaminya dan rekannya ( serta  menjaga sembahyang dan puasanya ).

12. Aisyah r.a. berkata " aku bertanya pada rasulullah SAW, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda "suaminya". Siapa pula berhak terhadap lelaki?" jawab Rasulullah SAW "Ibunya"

13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat pada suaminya, masuklah dia dari pintu  surga mana saja yang dia kehendaki

14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT  memasukkan dia kedalam surga lebih dahulu daripada suaminya ( 10.000 tahun )

15. Apabila seorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristigfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1000 kebaikan dan  menghapuskan darinya 1000 kejahatan.

16. Apabila seorang perempuan  mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan  baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah SWT

17. Apabila seorang perempuan  melahirkan anak, keluarlah ia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkan

18. Apabila telah lahir ( anak ) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan dari susunya diberi satu kebajikan

19. Apabila semalaman ( ibu ) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT 
sumber : http://nursyifa.hypermart.net/kisah_teladan/keistimewaan_wanita.htm