Minggu, 05 Juni 2011

Innocence of Baby

Plg ke sukabumi menyempatkan singgah bersilaturahmi ke rmh saudara, dan sampailah di kdiaman nenekku yg jg kutemui bibiku (lilik,tante, atau whateverlah) dg bayi mungilnya. Huwaaa lucu, imut, innocent, manis, soft, calm, pokokmen melihatnya tidur menenangkan hati. So sweety...
Melihatnya terkurung dlm tmpat berjaring itu mmbwt tgn ini spontan mmbuka penutup itu. Membuka penutupnya hanya utk melihatnya lbih dekat. Smpai akhrnya dia menyadari ada denyut lain diruangan kamar mini itu.
Matanya kedip2 lembut, smpai ia bnar2 mlihat sesosok wjah brbalut krdung hijau (siapa lg klw bukan aku hehe)..
Aku disuruh liat doank? Oh tidak bisa... Akhrnya keinginan mengangkat muncul, menimang tubuh bungil bernyawa yg brumur 1,5 bln.
Hm... Wajah tak brdosa itu msih polos layaknya kain putih blm trnoda. Ketika memandang wajahnya hanya berharap orangtuanya akan mengajarkan ia menjadi insan brkepribadian muslim, lingkungan menanami benih2 kekuatan prjuangan, gurunya kelak menjadi sumber pemahaman yg dpt membawanya ke surga..
Ia tersenyum tiba2, ntah apa yg ada difikirnya, sprtinya ia memang sgt bahagia, hatinya blm terkotori, jiwanya suci, fikirnya jauh dr prasangka.
Subhanallah... Siapa yg mau jd bayi? Aku.. Aku.. Aku... (hadeuh... Hehe). Ya, if I can ask to God. I wanna turn back time n wanna be a baby anymore. Ingin meninggal dgn hati sebersih itu. But it's impossible to turn back the time. Huft..
Yg dpt diharapkan oleh orang2 seusia kita (berasa tua dah.. :D) adalah bgaimana kelak kita mendidik anak2 kita menjadi generasi Rabbani yg akan membawa kita ke surga. Mau? Ayo jd anak yg baik utk orgtua kita, brikan yg trbaik utk mereka, bhagiakan mereka, maka insyaAllah anak kita kelak yg akan membahagiakan kita, dan menjadi jalan tol menuju surga. Yuk ah fastabiqul khoirot alias berlomba2 dlm kebaikan dr sekarang, oke? Hm.. Sudahkah menjadi anak yg dpt membahagiakan org tua?Ayo perbaiki diri. Semangat!!! :)

29052011 14.57
at like earth alias sukabumi
:D

Lilin itu....

Menikmati temaram lilin ditengah padamx listrik. Gelap. Tentu saja. Cahaya lilin bahkan hanya mampu menerangi lingkup kecil, tapi bkankah ia sangat brarti ktika listrik yg selalu dielu-elukan manusia mampu menunjang khidupan mereka tengah padam? lilin tak pernah mencaci listrik ketika ia tak mampu bersinar. Ia memahami peranx. Ketika ia harus mencair terkikis api, ia tak pernah memaki api yg justru melenyapkannya saat ia mampu bersinar. Ia hidup sesaat, tp ia tak prnah mengharap listrik mati agar ia dpt bersinar, ia hanya ingin bersinar disaat yang tepat, disaat ia dibutuhkan...

27052011 06.13 pm
at my boarding house in the dark time...

Kisah Kita

Kami berceloteh menguntai serpihan hati.
Bongkahan-bongkahan kejujuran tercungkil candaan kecil.
Senyum terukir di sela tawa renyah kami.
Ditemani bulatan penuh bercahaya menggantung ditengah luasnya langit.
Goresan kilat menghiasi malam yg mencekam dalam gelap.
Deruan angin menghempas awan.
Menemani suasana hening dalam riang kami.
Sekali-kali kelima jari mendarat menutup suara yang ingin menampakkan kegirangannya.
Ya, kami hanya ingin menjaga meski dalam canda.
Mata kami saling bercerita, persahabatan berhasil memancing kejujuran kami. Namun, hati tetap ingin menjaga kisah yang tersembunyi. Kisah berbeda namun sama-sama ingin menampakan diri disaat yang tepat.
Cukup diam ini sebagai penjaga kisah yang menyelinap dalam bilik hati :)

17052011, 21.50
nusaiba boarding house

Hening Magrib

Menapaki langkah dalam alunan irama denyit sepeda tua,
Menyapa angin,
Mengizinkan daun gugur menyapa semi,
Merentas senja dalam jingga katulistiwa,
Merekah senyum menghias lukisan alam,
Untaian melodi penghuni langit menyihir semesta dalam keheningan maghrib,
Setetes cairan bening basuhan segar wajah pendosa,
Bisikan dzikir seiring gemelitik tasbih,

09052011, 10.33
Iseng-iseng sambil mnyaksikan persentasi dari para calon mapres. hm.. tiba-tiba jari menari melukiskan imajinasi magrib yang melintas. :)

Subuh...

Semburat jingga menampakkan romantisme pagi,
menyapa reranting basah,
menggoda tetesan embun,
lukisan awan karya sang Pemahat Alam,
kabut tipis mendekap bumi,
udara lembut menyapa dedaunan,
burung bernyanyi beriring almatsurat pagi,
nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan?

010511
,0530
atap kos tercinta

Nothing

Dalam kebisuan kami bercerita,
berangan, sesekali melepas derai tawa
Merajut indahnya tali rantai cucu adam
Memintal asa sekedar menghasilkan selembar mimpi
Merona merah menghantar senja
Dalam kebisuan aku menyapanya,
Mengetuk pintu kerinduan
Merangkai keceriaan dalam semburat sinar
Menyulam manisnya kata menyuguhkan secangkir kehangatan
Ya, hanya dalam kebisuan
Karena kau bayangan hitam yg tenggelam bersama pekatnya malam

Semarang, 28 April 2011, 21.53
at Nusaiba Boarding House

Kembali

Penaku mungkin tak pandai menari
Atau lidahku terlalu kelu memuntahkan kata-kata
Aku diam dalam fikiran yg terus berlari
Logikaku memudar Menghapus kelogisan
Mengumpulkan serpihan kata yang berserak
Sahabat...
Pilinan kain putih ini untukmu
Sobekan tirai kehidupan,
coretan tinta penuh tanda tanya
Mencoba mengusik ketidakpedulianmu selama ini
Sapaku bahkan tak berhasil menggodamu walau hanya selintas pandang
Sahabat...
Kudiksikan cinta
Mengintip tirai nuranimu,
mengintip rekaman berdebu
Lupakah saat kita merenda tawa dalam tangis?
Menggenggam senja dalam seuntai senyum,
melukis pelangi bersama bintang
Sahabat...
Tak lagi kulihat jejakmu mengiringi langkah ini
Lelahkah menghadang badai?
Reranting yang patah menyisakan pohon bersama akar yang rapuh
Akan ku ajak kau mengintip syurga dalam bait-bait cintaNya
Namun berjanjilah akan kembali menjadi tunas yang siap menepis badai

Semarang, 28 April 2011, 22.55
at Nusaiba Boarding House