Selasa, 16 Agustus 2011

Bangga jadi Muslimah #Part 1


Clingak clinguk… bingung mau nulis apa. Krik krik ide datanglah…. Datanglah…
Tererererengtereng….
Tring *sambil kedipkedip :D
Akhirnya datang juga...
Bismillahirrahmanirrohim...
Berhubung saya seorang muslimah nih, jadi pengen berbagi tentang betapa beruntungnya menjadi muslimah.. hm.. emang ga ada ruginya deh jadi muslimah yang menjalankan syariatNya…
Kita kan sebagai wanita muslim udah diperintahin buat menutup aurat. Wah bahas aurat nih, ga pa2 dah di bilang so alim daripada di bilang so kafir haha
Sebenenya sekarang udah banyak ko yang pake kerudung tapi ko kayaknya masih aneh y, soalnya nih.. yang ada di Al-Qur’an itu pake jilbab itu menjulur menutupi dada.. nah kalo dililit-lilit apa ga kecekik eh salah maksudnya apa itu sesuai sama Al-Qur’an?
Sayang dong kalau niatnya menutup aurat tapi ga sesuai aturan, soalnya nih sist perintah Allah itu ga sembarangan… ada buaannnyak bangt manfaatnya. tentunya selain dapet pahala.
Tapi tetep niat awal karena Allah itu harus ya. Semata-mata hanya untuk beribadah kepada Alllah. Insya Allah bahagia dunia akhirat,  ga ada ruginya ko, tunjukin kalo kecantikan inner beauty kamu itu bisa tetep terpancar tanpa nunjukin lekukan tubuh kamu (alias menuup aurat rapat) pasti bisa ko :)
Nah kan udah tau toh kalau nutup aurat itu pake bajunya ga ketat, n kalo pake kerudung harus nutup dada n kerudungnya juga ga transparan. Hm.. dosa orang yang sudah mengtahui beda dong sama yang belom tahu, makanya jangan ditunda lagi deh. N kasih tau juga temen yang belum tahu. Soalnya nih kita ga boleh su’udzon, siapa tau yang masih pake yg ngetat-ngetat itu emang belum tahu. Jadi tugas yg udah tau itu menyampaikan ilmunya, kan sampaikanlah walau satu ayat, betul??
Soalnya nih saya yang basic keluarganya ga islami2 banget baru tau kalau pake kerudung itu wajib n kerudung yang syar’i itu kayak gimana itu waktu pake rok abu2 alias eS em A..
Banyak juga mereka yang belum menutup auratnya dengan beralasan belum dapet hidayah.. hm…surga itu penghuninya lebih sedikit, kita itu lagi saingan sama sahabat2 Rasulullah yang keren2 itu lho… jadi hidayah jangan cuma ditunggu, tapi dicari. Coz itu ciri2 orang berilmu yang senantiasa berfikir. Teruslah perbanyak ilmu untuk menambah pemahaman.
Mari saling mengingatkan ya kawan, ingtin kalo ada helaian rambut yang ingin menatap dunia alias nyembul keluar, pakaian yang kekecilan alias ngetat, atau mungkin kerudung yang tanpa disadari transparan kalo kena cahaya.
Intinya Tampil cantik itu boleh asal sesuai Al-Qur’an dan As-Sunah :)

Kenapa Jepang?

Ana alias saya sering sekaali mengotak ngatik strategi. Dari plan a, b, c, dan bla bla ana susun target2 dari harian, bulanan, sampai tahunan. Bahkan rencana berkeluargapun telah ana rencanakan hehehe :D
keinginan studi diluar negeri begitu besar, berapi-apilah pokokna mah haha
sehingga berefek pada kerajinan searching sekedar untuk update informasi beasiswa. Yaiyalah, harapan ana cuma dari beasiswa, masa ana harus nyusahin orangtua lagi buat studi dengan biaya tinggi itu, oh tidak bisa....
kalo lagi searching sebenernya dapet banyak info S1 atau S2 buat ke luar negeri, tapi ko malah bikin bingung ya... hoammm baca rentetan beasiswa yang bejibun malah jadi pusing, takutnya penipuan.. ih sereemmm..
berhubung ana muslim nih, jadi ga pengen dong sembarangan ikut beasiswa yang malah bisa2 bikin iman ana goyah. Jilbab udah gede dilarang untuk menciut apalagi cuma gara-gara pengen dapet beasiswa. (do'ain ana biar terus istiqomah yak... amin..)
sebagai muslimah, pertimbangan budaya sangat perlu n kudu diperhatikan kalo mau ngejar beasiswa ke luar sana. Awalnya sempet kepikiran kuliah di negara mana aja yang penting negara maju yang bisa ngasih banyak ilmu atau strategi yang bisa ana manfaatin buat bantuin palestina pokoknya. Habisnya ga tega kalo inget saudara disana, jadi pengen nangis... T.T
setelah baca2 blog ikhwah yang salah satunya kang Danang, mahasiswa berprestasi itu lho... dia kan di jepang tuh. Dia juga disana sama istrinya. Jadi aja sedikit terbuka pikiran ana buat studi kesana nanti kalo S2 insya Allah. Dan insya Allah juga nih, pengennya bareng suami :D. Jadi rencananya sebelum lulus kuliah udah nikah biar bisa nyusun strategi bareng hehehe gubrak!!!
lagi menggeloranya semangat nih (lebay dah... haha), dapet info ada temen yang kerja disana. Wah kesempatan buat belajar bahasa jepang nih hm... sempet nanya2 budaya dsana, kata dia sih hedonis banget. Nah lho jadi bingung lagi deh mau kemana studinya. Emang sih negara paling enak itu Indonesia deh, bagai surga, ga ada suara tembakan sana sini kayak sodara kita di palestine, tapi ya gitu, surga juga buat para koruptor! Oalah...
waktu chat sama teman chatting yang di Amerika, dia bilang, “If I were u, I'll not go anywhere” wah ternyata udah terkenal banget didunia kalao negara kita itu punya mayoritas penduduk muslim, so buat yang beragama muslim, negara kita itu nyaman bgt karena tidak dibawahin sama peraturan penguasa dari para yahudi. Walaupun kalo ditelisik kita masih dijajah. Yah Ini sih kita ngomong simpelnya aja dulu deh..
balik lagi ke masalah hedonis, ya emang mayoritasnya gitu. Gimana dong? Tapi kenapa ga kita ambil budaya positif dari mereka aja? Budaya disiplin tepat waktu, rajin, giat, semangat dan kebersihannya itu lho keren banget, seharusnya itukan budaya umat muslim. Akhirnya semakin yakin deh buat lanjut studi ke sana, insya Allah..
disana kan budayanya kalau ketemu cuma nunduk, ga usah salaman atau cipika cipiki, jadi ana bisa lebih tenang deh hehehe...
rencana ana ko berasa indah banget ya, ana kepingin liat sakura! Dan ingin bener2 ngambil banyak ilmu dari negara yang kemajuannya pesat itu.. hm... insya Allah...
ana tau dan sangat menyadari bahwa mimpi ini hanya rencana yang ana tulis disini, namun penghapusnya ana dah kasih sama Tuhan ana (Allah swt), ana serahin semuanya, cukup Ia yang akan menghapus rencana ana yang salah dan menggantinya dengan yang lebih indah.. ana yakin semua akan indah pada waktunya... :)

This is about LOVE

Aku ingin mencintaimu sebagaimana mestinya...
tak ingin berlebihan apalagi kekurangan
Juntaian benang-benang rindu tak mampu menguntai makna
warna pelangi berpendar di balik gerimis pagi
mengintip rembulan seiring redup buai senja
Angsa putih meliuk seirama lenggokan dawai surga
mengurai kisah bening sang pemalu
gemetar rasa menghapus senyum tertunduk
mengerjap dalam hening
membisikkan desiran lembut malaikat bermata jeli
dalam diam aku mencintaimu
ya... hanya sebagaimana mestinya saja
tanpa uraian kata
atau bualan semu
cukup.
"cintaku padamu, cinta tanpa kata-kata!"

Nayla Boarding House, 15072011

Sabtu, 06 Agustus 2011

Mendesak Mangrove Center dan Perda Pesisir


Written by Muh. Khamdan   
Friday, 17 June 2011 11:41
Jika memang masih menginginkan Pulau Jawa tidak semakin menyempit karena abrasi dan naiknya permukaan air laut sebagai pengaruh pemanasan global, maka mewujudkan kembali keseimbangan vegetasi kawasan pesisir mendesak untuk dilakukan. Manusia boleh saja membangun infrastruktur fisik seperti pemecah gelombang (breakwater), penahan gelombang, dan sejenisnya yang menelan dana ratusan miliar, bahkan triliunan rupiah, tetapi semuanya hanya dalam hitungan waktu karena sejatinya alam mesti dilawan dengan kearifan lingkungan yang baik.
Saat ini kenyataan rusaknya kawasan pesisir khusunya Pantai Utara Jawa bagian barat jelas menjadi bukti kalahnya teknologi manusia mengatasi keganasan alam. Hal ini dapat dilihat dari bangunan penahan gelombang laksana benteng yang bernilai puluhan miliar di Pantai Dadap, Indramayu, mulai hancur. Kenyataan serupa juga melanda di sepanjang Pantura Barat dari Cirebon sampai Bekasi yang bahkan kerusakan konstruksinya terjadi setiap tahun. Dan tentu biaya untuk memperbaikinya kembali menghabiskan dana miliaran. Untuk itulah gagasan membentuk “Mangrove Center” rasanya semakin mendesak dan perlu mendapatkan dukungan.
Sebagaimana di Jawa Barat, sekitar 96,95 persen kawasan hutan mangrove di pantai utara Jawa Tengah juga mengalami pengrusakan, baik dalam status rusak sedang maupun berat. Hal itu disebabkan adanya alih fungsi lahan untuk tambak, permukiman, industri, pengembangan pariwisata yang tidak berbasis konservasi, serta adanya penebangan liar, sebagaimana dikemukakan Sri Puryono Karto Soedarmo, dalam desertasi berjudul ’’Pelestarian Kawasan Hutan Mangrove Berbasis Masyarakat di Pantai Utara Provinsi Jateng’’ pada 2009 yang lalu.
Vegetasi pesisir berupa mangrove dalam aspek biologis merupakan tempat berpijahnya udang, ikan, dan kepiting. Adapun untuk aspek kimiawinya mampu menyerap polutan. Untuk itu, jika hutannya gundul maka polutan dari udara maupun daerah hulu tidak bisa lagi dinetralisir karena ketiadaan fungsi hutan yang menghasilkan oksigen dan CO2 serta menyerap polutan-polutan lain. Dalam upaya mewujudkan kelestarian hutan mangrove harus disusun grand design rencana pelestarian atau tata ruang pesisir yang memperjelas zonasi pesisir dan kelautan, yaitu zona inti, konservasi, penyangga, serta pemanfaatan.
Rencana pelestarian ini perlu didukung adanya peraturan daerah tentang pesisir, karena setelah diberlakukannya UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah justru mempercepat eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan secara besar-besaran yang akhirnya meninggalkan prinsip-prinsip keselamatan lingkungan. Perubahan besar yang telah dibawa oleh UU tersebut adalah bahwa sekarang wilayah daerah provinsi terdiri dari wilayah daratan dan wilayah lautan sejauh dua belas mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas pada arah perairan kepulauan dari yang semula hanya daratan. Sedangkan kewenangan daerah kabupaten atau kota di wilayah laut adalah sejauh sepertiga dari wilayah laut provinsi (pasal 18 ayat 4). Hal ini jelas akan berdampak pada kerusakan bio-fisik dan memberikan tekanan yang cukup besar terhadap kesejahteraan masyarakat yang telanjur menggantungkan pemanfaatan sumber daya alam berbasis bahari jika tidak diimbangi adanya Perda tentang pesisir dan kelautan.
Misalnya pengembangan sebuah pantai, tidak bisa digunakan sebagai lahan pembangunan hotel dan bungalow karena masyarakat justru kehilangan khasanah dan ruang publik. Daerah pantai harus diperuntukkan bagi rekreasi pantai, taman, dan hutan pantai, baik sebagai cagar alam maupun hutan wisata. Mengacu pada UU Nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, perlu dijaga adanya kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteeraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Sudah ada 10 daerah di Indonesia yang telah melaksanakan kebijakan dan program pengelolaan daerah pesisir dengan membuat Perda tentang pesisir sesuai dengan karakteristiknya masing-masing, seperti Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kota Waringin timur,  Kabupaten Maros, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Konawe, dan Kabupaten Bitung (Kompas, 27/2/07). Bahkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi, menargetkan bahwa Perda pengelolaan wilayah pesisir pada akhirnya dapat diberlakukan di 15 Provinsi dan 42 kabupaten atau kota pesisir sebagai lokasi penjabaran marine coastal resources management.
Dalam kaitan dengan perwujudan good governanve, perwujudan konsep open government yang mengakui public right to participate dalam pembentukan kebijakan publik, masyarakat perlu mengawasi dan ikut andil dalam kendali kebijakan dalam Perda pesisir tersebut. Perlu adanya sinkronisasi sistem perencanaan, pemanfaatan sumberdaya pesisir, serta pengendalian pemberian ijin. Selain itu, perlu pula adanya kejelasan tentang konservasi, mitigasi bencana, jaminan lingkungan, dan upaya pemberdayaan masyarakat pesisir.
Seperti diketahui bahwa semenjak diberlangsungkannya Konferensi Kelautan Dunia (World Ocean Conference) di Manado pada 11-15 Mei 2009, Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan bentangan pesisir yang panjang dan luas mesti sudah mempersiapkan skenario pengelolaan kelautan dan perikanan serta keanekaragaman hayati yang berkelanjutan secara lintas sektoral. Selain itu, perkembangan kepedulian terhadap lingkungan dipengaruhi oleh kampanye Albert Gore bersama Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) yang menyebarluaskan pengetahuan mengenai perubahan iklim akibat perbuatan manusia. Di satu sisi, ada yang menyatakan fokus terhadap kehutanan, ada juga yang cenderung fokus pada kelautan. Melalui pola demikian, Indonesia harus mampu berperan sebagai pemimpin dalam dua sisi sekaligus karena lingkungan alam yang mencakup hutan dan laut.
Terlebih pemerintah Indonesia telah mengalihkan utang luar negeri dari Amerika Serikat untuk konservasi alam (dept for nature) sebesar 70 juta euro atau lebih dari 70 miliar. Sebelum persoalan lain di balik skema pengalihan utang terjadi, mesti diantisipasi adanya persoalan kelembagaan yang efektif agar ke depannya tidak terdapat tindak “akal-akalan” menyangkut potensi yang dimiliki hutan di daratan maupun di pesisir dan pulau kecil di tengah lautan. Pemaknaan ini bisa diperkuat dengan kejelasan tiga klausul, yaitu tentang pengelolaan kawasan, pengaturan usaha pertambangan atau penambangan, dan status kawasan.
Secara sederhana yang diperlukan adalah kepastian adanya delik kesadaran untuk mengembangkan potensi serta menjaga aset yang ada agar tetap milik daerah atasnama masyarakat. Semakin terkikisnya wilayah pesisir Pantai Utara Jawa karena abrasi jelas akan menghilangkan aset masyarakat dan daerah. Karena itu, mangrove center beserta Perda tentang pesisir di daerah-daerah pesisir mendesak diwujudkan. Untuk itulah perlu gerakan bersama dari dunia kampus untuk mengkampanyekan hal tersebut demi kelestarian ekosistem pesisir utara Jawa.

Muh. Khamdan
Peneliti Paradigma Institute & Peserta Program Kajian Agama dan Perdamaian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta