Minggu, 05 Juni 2011

Subuh...

Semburat jingga menampakkan romantisme pagi,
menyapa reranting basah,
menggoda tetesan embun,
lukisan awan karya sang Pemahat Alam,
kabut tipis mendekap bumi,
udara lembut menyapa dedaunan,
burung bernyanyi beriring almatsurat pagi,
nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan?

010511
,0530
atap kos tercinta

Nothing

Dalam kebisuan kami bercerita,
berangan, sesekali melepas derai tawa
Merajut indahnya tali rantai cucu adam
Memintal asa sekedar menghasilkan selembar mimpi
Merona merah menghantar senja
Dalam kebisuan aku menyapanya,
Mengetuk pintu kerinduan
Merangkai keceriaan dalam semburat sinar
Menyulam manisnya kata menyuguhkan secangkir kehangatan
Ya, hanya dalam kebisuan
Karena kau bayangan hitam yg tenggelam bersama pekatnya malam

Semarang, 28 April 2011, 21.53
at Nusaiba Boarding House

Kembali

Penaku mungkin tak pandai menari
Atau lidahku terlalu kelu memuntahkan kata-kata
Aku diam dalam fikiran yg terus berlari
Logikaku memudar Menghapus kelogisan
Mengumpulkan serpihan kata yang berserak
Sahabat...
Pilinan kain putih ini untukmu
Sobekan tirai kehidupan,
coretan tinta penuh tanda tanya
Mencoba mengusik ketidakpedulianmu selama ini
Sapaku bahkan tak berhasil menggodamu walau hanya selintas pandang
Sahabat...
Kudiksikan cinta
Mengintip tirai nuranimu,
mengintip rekaman berdebu
Lupakah saat kita merenda tawa dalam tangis?
Menggenggam senja dalam seuntai senyum,
melukis pelangi bersama bintang
Sahabat...
Tak lagi kulihat jejakmu mengiringi langkah ini
Lelahkah menghadang badai?
Reranting yang patah menyisakan pohon bersama akar yang rapuh
Akan ku ajak kau mengintip syurga dalam bait-bait cintaNya
Namun berjanjilah akan kembali menjadi tunas yang siap menepis badai

Semarang, 28 April 2011, 22.55
at Nusaiba Boarding House

Minggu, 24 April 2011

Karena Wanita adalah Bidadari

Materi Liqo kali ini berhasil memancing konsentrasiku untuk memperhatikan  penuh setiap kata yang diucapkan murobbi yang ku cintai karena Allah. Sungguh aku sangat merindukan pertemuan kami dalam lingkaran cahaya yang penuh keteduhan. kami bersama dalam keikhlasan, meski hujan sempat ingin menguji keistiqomahan kaki ini untuk tetap melangkah. namun jejak ini tidak akan kubiarkan tersapu hujan. aku bahagia. disini aku dapatkan saudara-saudara yang bersedia meminjamkan bahunya ketika pundak ini mulai lelah menanggung tanggungjawab yang melimpah. ya, kami berbagi. tidak hanya kesenangan yang dibagikan cuma-cuma. bahkan sesuatu yang berat dapat dibagi sehingga terasa begitu ringan.
materi selalu disesuaikan dengan kondisi kami, bahkan ketika terlihat tanda-tanda virus menyerang kami (oww... virus?) virus itu bernama futur. ketika futur itu menyerang, itu dapat meluluhlantakkan semangat kami ketika virus itu tidak dapat di delete. Futur itu keadaan dimana kami merasa sangat tidak bersemangat, lelah dengan perjuangan, dan mulai mempertanyakan hal-hal yang sebenarnya jawabannya sudah ada dalam Al-Qur'an namun ketika kesalahan sudah dilakukan dalam kondisi futur itu seakan-akan diri ini mencari-cari pembenaran atas kesalahan itu. Ya Rabb... bodohnya diri ini..
Pada saat seperti itulah aku sering mengajukan pertanyaan-pertanyaanku pada sang murobbi yang senantiasa menjawab dengan sabar dan senyumannya yang menenangkan hati ini. ketika aku yang ambisius kehilangan ambisiku untuk berprestasi, ketika aku kehilangan semangatku untuk terus berjuang, ketika aku iri pada kehebatan orang lain sehingga lalai untuk bersyukur atas apa yang telah Allah beri untukku. Ia mengingatkanku, kuncinya hanyalah Syukur dan Sabar. seketika semua keluh kesahku hilang. betapa bodohnya diri ini. yang mudah sekali melupakan nikmat yang selama ini telah diberikan. "Heiii.. tidak ada yang instan! semuanya butuh perjuangan" makiku dalam hati.
karena aku adalah bseorang wanita. bidadari yang singgah ke dunia yang ditugaskan menjaga kehormatannya sebagai wanita. semua wanita adalah bidadari yang datang dari syurga, namun banyak yang tidak pulang kembali ke surga. Ya Rabb.. aku ingin pulang ketempat aku berasal... dengan kehormatan yang terjaga.
aku tak ingin jatuh cinta, cukuplah ku bangun cinta. dengan siapapun yang tertuliskan di Lauful mahfuz Mu.. Aku akan mencintainya meski seperti apapun rupanya. cukuplah akhlaknya yang ku tawar. Cukuplah akhlaknya yang kusyaratkan agar dapat membawaku kembali ke syurga sebagai bidadari di Jannah-Mu.
ketika wajah ini hanyalah topeng, tak perlulah ku tawar kecantikan wajah duniawi. tak perlu kupinta wajah cantik penuh  kesempurnaan. karena aku hanya ingin saling mencintai karena Allah. bukan karena karena tampilan fisik yang kelak akan menua dan keriput lalu hilang. karena aku wanita yang layaknya bidadari yang ingin di jaga kehormatannya yang ingin diantarkan ke syurga.
aku tak ingin jadi bidadari yang menyeret saudaraku ke neraka. Yang membuat mereka menyesal karena pernah mencintaiku waktu di dunia. jangan mengatakan kau mencintaiku karena Allah, jika bahkan kau tidak percaya takdir Allah bahwa jodoh itu di tangan Allah. jika memang kau ingin mencintai karena Allah, cintailah siapapun yang telah Allah pilihkan untukmu.karena aku bukan orang yang setia ketika kau memintaku menantimu di batas waktu, aku terlalu cerdas untuk kata-kata itu. aku akan menikah dengan siapapun yang Allah tunjukkan dalam sujud malamku. cukup biarkan aku pergi dengan keindahan hidup dalam penjagaan yang indah.
tak perlu pacaran ketika ada ta'aruf. tak perlu Hubungan  Tanpa Status ketika ada ikatan pernikahan. tak perlu smsan ketika ada mata batin. tak perlu berkhalwat ketika dapat beramai. tak perlu mencari alasan hanya sekedar untuk dekat dengan seseorang yang belum halal. karena Allah Maha Melihat. Ketika mendekati Zina saja tidak boleh, apalagi zina?.. Eitt..
Zina itu macam2, ada zina hati, zina pendengaran, zina mata, dll. ketika ingin dapat yang terjaga, kenapa tidak menjaga? Allah Maha Adil, wanita baik adalah untuk laki2 yang baik. Ukhti... Jagalah hatimu agar layak kembali ke syurga, karena kau adalah bidadari.